Tidak sedikit yang memaknai budaya hanya sebatas simbol dan ritual semata seperti tari, sastra, permainan, dan lain-lain.

Padahal lebih dari itu kebudayaan juga bermakna sebagai suatu nilai atau kearifan dalam bentuk tata krama, kepemimpinan, relasi sesama manusia, hubungan dengan alam, pengambilan keputusan dan lain sebagainya yang dapat dijadikan sumber etika dan norma dalam berhukum dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat guna mewujudkan cita-cita pembangunan manusia indonesia yang berkualitas.

Namun tidak jarang terdapat suatu nilai budaya yang tidak berkesesuaian dengan kaidah atau syariat agama, sehingga perlu harmonisasi dengan cara menarik nilai budaya dari beraneka suku bangsa yang dapat diberlakukan secara universal value, berharmoni dengan hukum negara dan hukum agama.

Negara memandang penting kedua hal ini (agama dan budaya) sehingga memasuk-kan-nya dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Negara (RPJMN) 2025-2045.

Untuk membahas hal ini, Bappenas sebagai leading sector perencanaan pembangunan nasional, bertempat di Hotel Aston Mataram (15/06/2023), mengundang pihak-pihak terkait, baik dari kalangan akademisi, agamawan, budayawan, termasuk entitas pemerintahan daerah terkait diataranya Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab/kota/provinsi yang memiliki fungsi penting di bidang literasi untuk bersama melakukan uji publik terhadap konsep Ranwal RPJPN 2025-2045 sekaligus menyerap aspirasi dan masukan dari berbagai kalangan.

Uji publik ini tidak hanya dalam rangka merumuskan konsep tentang pembangunan/pemeliharaan kemaslahatan beragama dan berkebudayaan maju, namun lebih dari itu adalah bagaimana merumuskan konsep pelibatan entitas pemerintahan daerah terkait seperti dinas kearsipan dan perpustakaan bersama berbagai kalangan untuk turut serta memberikan konsep literasi tentang pembangunan/pemeliharaan kemaslahatan agama dan berkebudayaan maju dimaksud.

Salam Literasi